Aprie & Friend site...

Aprie & Friend site...

Senin, 17 Januari 2011

Renungan fiksi ( Pertengkaran itu slalu ada )

Sebagai pasangan yang baru menikah , seharmonis apapun hubungan suami – istri pasti ada kerikil –kerikil kecil yang menghalangi , salah satunya“ perang dingin“.Meskipun kata banyak orang bertengkar itu wajar dan salah satu bumbu agar pernikahan itu langgeng tetapi tetap saja jika pertengkaran  itu melanda rasanya tidak ada satupun  yang bisa membantu meredakannya , hanya emosi yang menguasai diri kita.
Sejak menikah beberapa bulan lalu aku berhenti bekerja dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga saja ,aku pikir dengan menikah , aku akan bisa mengalami kehidupan baru yang membahagiakan ever after seperti akhir cerita di dongeng-dongeng layaknya Cinderella , Sleeping beauty atau Snow White , tetapi tahunya malah ada kesulitan lain dengan suami terutama dengan masalah kebiasan-kebiasaannya dulu yang tidak aku ketahui waktu pacaran .Dia setelah pulang kerja selalu menaruh  sepatu dan kaus kakinya sembarangan ,meletakkan pakaian yang habis di pakai disembarang tempat ,asal lempar saja , belum lagi kalo tidur suka mendengkur keras sekali sehingga aku tidak bisa tidur tiap malamnya,tetapi tidak hanya itu mood yang tidak bagus , tekanan dalam pekerjaan suamiku , uang atau masalah lainnya juga sering menjadi pemicu pertengkaran , salah omong sedikit saja mampu menyinggung perasaan. Seperti tadi malam waktu aku lagi asyik-asyiknya nonton sinetron kegemaran tiba-tiba suamiku mengganti chanel tv sepak bola,acara olahraga yang paling tidak aku sukai , meski sekarang lagi booming banget, huf.. jadi dongkol hati ini ,lalu mulailah aku mengomel dan beranjak pergi meninggalkan dia,tetapi meski aku marah dan mengomel suamiku tetap mendekatiku dan bersikap baik padaku , dia selalu meminta maaf duluan setelah kami bertengkar , sikap itulah yang membuat aku kagum pada suamiku.Dia selalu mengajarkan kepadaku untuk tidak bersikap egois , jangan malu untuk meminta maaf meski kita tidak melakukan kesalahan itu,sangat berbeda dengan sikapku yang menganggap meminta maaf itu adalah sesuatu  yang mahal. Memang semua perbedaan latar belakang ini merupakan hal yang sering menimbulkan konflik sehingga pertengkaran itu terjadi, alhamdulilah suamiku menyelesaikan perbedaan-perbedaan itu dengan kepala dingin dan berkompromi sehingga semua masalah dapat teratasi . Aku tak pernah berhenti mengucap syukur kepada Allah SWT karena di beri suami yang tidak temperamental dan ringan tangan seperti suami shanty, sahabatku yang menyelesaikan setiap masalah keluarga dengan kekerasan fisik, pernah suatu waktu aku mendapati muka shanty lebam akibat pukulan suaminya belum lagi cerita donna tetangga sebelah rumahku yang bertengkar dengan suaminya dengan teriak-teriak sampai terdengar di rumah ku. Memang sebelum menikah , pasangan hanya menampilkan sisi-sisi positifnya saja , tetapi begitu pesta pernikahan usai mereka kembali ke sisi aslinya , ini semua dapat menimbulkan kekecewaan bagi pasangan.
Cara terbaik menyikapi setiap pertengkaran adalah dengan menghadapinya , bukan menghindar.Jangan takut untuk bertengkar, karena itu adalah hal yang wajar, pernikahan akan terasa hambar tanpa adanya beda pendapat, salah paham dan perbedaan kebiasaan yang menjadi bumbu keharmonisan rumah tangga. Aku jadikan momen bertengkar itu untuk ajang  mengenal suamiku lebih dalam lagi.Komunikasi terbuka dan berpikiran positif adalah cara untuk menyelesaikan setiap pertengkaran , dan pertengkaran itu bisa di jadikan motivasi untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang lebih baik lagi , karena aku tidak mau mengharapkan sesuatu bagaikan punuk merindukan bulan yang membayangkan kehidupan rumah tangga ku sangat bahagia seperti kisah dongeng tadi. Aku menyadari pertengkaran itu akan selalu ada dan dialami setiap pasangan suami –istri , tinggal bagaimana kita menyikapi semuanya itu.;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar